Patuk,(sorotgunungkidul.com)--Puncak Gunung Ireng
yang terletak di Padukuhan Ngrancahan, Desa Pengkok, Kecamatan Patuk menyajikan
pemandangan bentang alam yang menakjubkan. Dari atas puncak pegunungan andesit
berwarna hitam ini, wisatawan bisa melemparkan pandangannya melihat hamparan
pedesaan di Gunungkidul bahkan Bantul.
Siapa sangka, di gunung ini tersimpan beberapa
batuan dan sejarah yang unik. Bahkan ada juga yang sampai saat ini masih
menjadi perdebatan di kalangan masyarakat. Seperti lafal Allah raksasa yang terukir jelas di
dinding Gunung Ireng. Sangat tidak mungkin jika tulisan itu dipahat oleh tangan
manusia yang sifatnya terbatas. Semakin jauh jarak mengamati dinding gunung,
kita akan semakin jelas melihat tulisan itu.
"Di bawahnya ada sebuah batu yang sebagian
masyarakat meyakini kalau di sini dulu adalah bekas candi Hindu-Budha. Ada juga
yang meyakini kalau di sini sebagai petilasan Sunan Geseng dan Sunan Kalijaga.
Bukti lainnya yakni adanya batu yang kita namai watu lumpang," kata Gatot
Yuli Sancoko dan bersama Sugito, pegiat wisata Padukuhan Pengkok, Minggu
(15/02/2015).
Ya, watu lumpang merupakan cekungan kecil berjumlah
5 buah yang mengandung arti 5 rukun Islam. Menurut cerita orang tua, konon di
lokasi ini sering terdengar suara orang memainkan gejok lesung. "Bahkan suaranya bisa terdengar hingga daerah
Bantul," kata Gatot sambil menunjuk ke arah hamparan hijau. Selain itu, masih di area Gunung Ireng, ada batu
yang disebut sebagai watu tapak kaki. Seperti namanya, batu itu berbentuk
sebuah telapak kaki.
Tidak jauh dari situ, terdapat sebuah kubangan
dekat sumber mata air yang dinamakan sebagai Sendang Ayu. Konon, masyarakat
percaya jika air sendang ayu digunakan untuk membasuh muka bisa menjadi awet
muda. "Tapi semua itu kembali kepada kepercayaan
masing-masing orang," ujarnya.
Selain kaya akan peninggalan dan batu-batuan unik,
Gunung Ireng juga menyajikan pemandangan asyik saat pagi hari. Wisatawan bisa
melihat sunrise dengan view seperti di atas awan. "Kalau pas cuaca bagus, kita bisa seperti di
atas awan melihat matahari terbit," imbuhnya.
Meski begitu, akses jalan menuju objek wisata ini
masih sangat memprihatinkan. Sebab sekitar 2 kilometer jalan menuju objek
wisata Gunung Ireng merupakan aspal yang sudah rusak dan belum diperbaiki.