Minggu, 20 April 2014

Gunung Ireng, Gardu Pandang Desa Pengkok

PATUK, kabarhandayani.com – Gunung Ireng merupakan bukit tertinggi yang berada di Padukuhan Srumbung, Desa Pengkok, Kecamatan Patuk, Gunungkidul. Gunung ini memiliki struktur bebatuan seperti batu yang berada di perbukitan Baturagung. Uniknya, dari puncak ini tersaji hamparan luas sawah-sawah dan pemandangan dari segala penjuru.
Riyanto Sekretaris Pokdarwis Desa Pengkok menjelaskan bahwa Gunung Ireng ini memiliki nilai sejarah dan mitos yang sampai saat ini masih dipercaya dan berkembang di tengah masyarakat. “Ada empat tempat yang dianggap wingit oleh warga, yakni: Watu Lumpang, Watu Gathuk, Sumber Ngesong, dan Watu Depok,” paparnya. 

Konon, Sunan Gesing sempat singgah di lereng Gunung Ireng sebelah selatan. Pada malam atau pagi sering terdengar suara orang sedang nutu (menumbuk), dan sempat mandi di sini kemudian sumber airnya dinamakan Sumber Ngesong. Airnya selalu ada meskipun musim kemarau. Watu Gathuk dulunya juga merupakan tempat tempat semedi. Dari pengamatan kabarhandayani.com nampak masih ada sisa-sisa sesaji yang berupa tulang kepala kambing dan ayam.
Riyanto menjelaskan bahwa Watu Depok dulunya merupakan tempat jujugan (tempat singgah) salah seorang abdi kraton yang bernama Dipo Ijoyo. Watu Depok sampai sekarang konon ditunggui jin bernama Wagiman. “Menurut cerita orang-orang yang pernah bermalam di sini, ketika tidur akan didatangi sama Wagiman, kalau tidak percaya silahkan mencoba,” kelakarnya.
Riyanto menjelaskan perencanaan pembangunan kelengkapan sarana wisata di Gunung Ireng ini seperti arena outbound, bumi perkemahan, gardu pandang dan pendopo yang nantinya akan digunakan sebagai tempat untuk menampilkan berbagai macam kesenian yang ada di Padukuhan Srumbung, seperti wayang kulit, hadroh dan sholawatan.
“Untuk saat ini pembangunan masih secara swadaya. Semoga ini nanti bisa menjadi ikon dan income untuk pembangunan dusun dan nilai tambah peningkatan ekonomi masyarakat. Intinya nanti dapat mengangkat perekonomian warga dan  memberdayakan masyarakat serta potensi-potensi yang ada di sini,” harapnya.
Riyanto menuturkan bahwa lokasi Gunung Ireng ini berada di tanah milik kas desa, sedangkan tanah yang ada di sekeliling gunung ini merupakan milik individu yang sudah memberikan ijin hak pakai. “Ke depan kita akan membuat MOU yang nantinya mengatur hasil pendapatan dari wisata ini akan dibagi tiga, yaitu: pengelola, pemerintah desa, dan pemilik tanah, yang akan mendapat masing-masing 1/3 bagian,” tegasnya.